Penggunaan etanol sebagai bahan bakar mulai diteliti dan
diimplementasikan di Amerika Serikat dan Brazil sejak terjadinya krisis bahan
bakar fosil di kedua negara tersebut pada tahun 1970-an. Brazil tercatat
sebagai salah satu negara yang memiliki keseriusan tinggi dalam implementasi
bahan bakar etanol untuk keperluan kendaraan bermotor dengan tingkat penggunaan
bahan bakar ethanol saat ini mencapai 40% secara nasional. Di AS, bahan bakar
relatif murah, E85, yang mengandung etanol 85% semakin populer di masyarakat
dunia.
Etanol bisa digunakan dalam bentuk murni atau sebagai campuran untuk bahan
bakar bensin maupun hidrogen. Interaksi etanol dengan hidrogen bisa
dimanfaatkan sebagai sumber energi sel bahan bakar ataupun dalam mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine) konvensional.
Bioethanol adalah ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya
menggunakan proses farmentasi. Ethanol atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan
bening tak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable), toksisitas rendah
dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila bocor. Ethanol yg terbakar
menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air. Ethanol adalah bahan bakar beroktan
tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam
bensin. Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran
bahan bakar sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas
buang (seperti karbonmonoksida/CO).